Kediri - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Kediri menggelar Pembinaan Administrasi dan Pelatihan Education Management Information System (EMIS) bagi operator Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Kegiatan itu berlangsung di Gedung DMC Pondok Pesantren Wali Barokah, pada Selasa (25/11/2025). Diikuti oleh 170 Lembaga MDT dan menempatkan akurasi data sebagai fokus utama.
Kepala Kantor Kemenag Kota Kediri, A Zamroni menegaskan pentingnya validasi data EMIS. Data yang akurat merupakan unsur utama dalam penyaluran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan insentif pendidik yang bersumber dari Pemerintah Kota Kediri.a
"Jumlah siswa dan guru menentukan besaran bantuan yang diberikan. Karena anggaran ini dari daerah, maka pertanggungjawabannya harus jelas dan datanya harus valid melalui EMIS, " jelas Zamroni.
Ia menambahkan, MDT sebagai lembaga nonformal yang menopang kekurangan materi agama di sekolah formal—memiliki peran strategis. Zamroni berharap ke depan MDT juga mendapat dukungan, seperti anggaran operasional per siswa, dari Pemerintah Pusat.
"Kami mengakui tantangan utama adalah pergantian operator yang rutin terjadi di pesantren, menyebabkan pembaruan data sering terhambat. Pelatihan ini bertujuan mengatasi kendala tersebut, termasuk memfasilitasi pendaftaran ulang bagi madrasah yang sempat 'mati suri', " ujarnya.
"Pelatihan ini diselenggarakan juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola lembaga pendidikan agama di Kota Kediri, sekaligus menyambut kebijakan nasional pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren (Ditjen Pesantren), " imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Kediri, Fakhrur Rozi, mengapresiasi pelatihan EMIS dan menyambut baik rencana pembentukan Ditjen Pesantren di Kementerian Agama, yang disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto pada Hari Santri Nasional 2025.
"Ditjen Pesantren hadir sebagai payung besar untuk memperkuat tata kelola, kelembagaan, dan pengembangan ekosistem pesantren secara nasional. Ini adalah kebijakan strategis yang kami sambut baik, " ujarnya.
Ia menambahkan bahwa EMIS adalah database resmi yang mencakup identitas lembaga, guru, santri (termasuk NIK), hingga fasilitas. Oleh karena itu, pelatihan rutin sangat dibutuhkan untuk menjaga akurasi data. "Maka operator dituntut untuk aktif dalam memperbarui data di EMIS supaya data tetap akurat, " imbuhnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Ponpes Wali Barokah, Daud Soleh, yang menjadi tuan rumah acara, memastikan bahwa lembaganya, yang membawahi empat unit pendidikan (TPQ, MDT, PKPPS, dan Pontren Induk), selalu mengutamakan konsistensi pembaruan data.
"Teman-teman operator di tempat kami selalu koordinasi untuk memaksimalkan akurasi data EMIS. Kami melakukan koordinasi dua sampai tiga bulan sekali. Ini bagian dari upaya memastikan hak lembaga dan pendidik terpenuhi, " tegasnya.

Updates.